Perubahan bagiku adalah hal yang selalu terjadi… Perjuangan dlm menemukan aqidah dan tauhid adalah pembinaan bagi diriku untuk menemukan kebenaran islamku, dan membantuku mendapatkan hidayah Allah
Perjuanganku dalam pengembaraan mencari kebenaran akan Illahi berliku..pengorbanan yang luarbiasa karena perubahan pemikiran, cara pandang, terus terasah.. jika ku ingat masa-masa itu adalah suatu kenangan berharga atas nikmat Allah memahamkanku akan arti sebuah kehidupan.
Kecilku adalah kebahagiaan bagi kedua orang tuaku. Indahnya kebersamaan dengan merasakan kehangatan dekapan ibu dan senandung kecilnya yang sanggup membuatku tidur lelap. Tangisan manjaku adalah hal melelahkan yang mengesankan baginya dan bukanlah sebuah musibah besar akan setiap kenakalan2ku. Karena semua itu tak akan bisa terulang untuk kedua kalinya.
Kedewasaanku adalah impian yang ditunggu atas segala keletihan ibuku yang merawatku dalam buaian. Dengan semakin terlihat kerutan wajahnya dan kekuatannya yang tidak muda lagi menggantungkan segenap harapan dan cita-citanya. Tapi hatinya harus berkali-kali teriris hanya karena menelan rasa kecewa,kesal terhadap anaknya yang sibuk dengan hal yang tak berguna dan melenakan. Sampai pertentangan batinku akan kebenaran ‘siapakah Tuhanku?’ sampai ‘dimanakah kebenaran itu?’
‘Nak, akulah ibumu yang melahirkanmu dan karena lingkungan sekitar dalam waktu beberapa waktu saja engkau ingin pergi memilih trinitas??!’ aku tertegun mengalirlah airmata ini terlintas pemikiran batin “apa yang kucari…surga? Jika ia kenapa aku harus jauh mencari trinitas padahal ada surga di bawah telapak kaki ibu. Restu ibu adalah restu Tuhanku. Apa yang kulakukan? Egoisnya diri pada orang yang sangat kusayangi”
Ku lihat ibuku bersujud bersimpuh tak putus harapan seorang ibu dengan setiap tetes air mata terurai dengan doa harapan yang terbaik pada seorang anaknya. Ibuku menangis karena sang anak melalaikan Allah dan terlena dengan trinitas di lingkungannya. Ibuku terluka mendalam karena sang anak membanggakan trinitas yang jelas ibu tidak pernah meminta rezeki padanya ataupun pertolongan pada trinitas tersebut untuk membesarkanku.
Kekuatan doa ibuku telah meruntuhkan gunung2 hati yang tinggi. Tetesan air mata ibuku telah menghancurkan dinding keegoisanku akan diri dan menjadikan Allah memberikan hidayah-Nya bagiku yang kujadikan permulaan yang indah untuk kukenang.
ku buka lembaran surat cinta dari Allah (Al Quran & Hadist, Allah menceritakan identitasnya kepadaku, ketika ku bertanya "Dimana Engkau Allah?' Allahpun menjawab dari lembaran2 surat cintaNya "Sungguh Aku sangat dekat, bahkan lebih dekat dari urat nadi di lehermu". kemudian ku bertanya kembali "Apakah Allah memiliki keluarga?" dan Allahpun menjawab dl QS al ikhlas "Allah ntu Esa,t tidak beranak&tidak diperanakkan." saat ku buka satu demi satu Subhanallah kutemukan banyak hal indah didalamnya ku mencari tentang pakaian, berteman, menimba ilmu baik biologi-matematika-sosial -dan apapun semua lengkap disediakan ALlah untukku.. hingga akhirnya ku menangis sejadi-jadinya dan bertasbih pada ALlah saat Allah menyampaikan "fabiayiala irobbikuma tukadziban = Maka nikmat Allah manakah yang engkau dustakan?!"
Kecintaanku menemukan Allah, seperti diriku kembali pada dekapan hangat ibu saat dalam buaian. Begitu indahnya Allah mengajarkan hidup ini.
Ibu… aku ingin katakan sujudku, doaku selalu terucap doa terindah untukmu. Ibu… maafkan hati ini yang telah memiliki dosa besar padamu
Ibu… restumu adalah segalanya bagiku
Ibu… anakmu yang nakal ini, anak yang telah membuat airmatamu menetes telah kembali pada islam yang kaffah dengan seizin Allah. Memperjuangkan aqidah sampai nafas terakhirnya.
Ibu… aku sayang padamu.
Ya Allah berikan kesempatan diriku untuk dapat berbakti lebih lagi pada orang tuaku. Mari ibu kita bersama2 memperjuangkan salimul aqidah.
Bersambung….